Contoh Laporan Praktikum Kimia : Materi Sifat Koligarif Larutan


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
“SIFAT KOLIGATIF LARUTAN”

                                        


DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD RAIHAN (25)
XII MIPA 3


SMAN NEGERI 103 JAKARTA
Jl. Mawar Merah VI Perumnas  Klender,Malaka Jaya
Kecamatan Duren Sawit – Jakarta Timur

I. Tujuan Percobaan
a.      Menyelidiki kenaikan titik didih akibat penambahan zat terlarut serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
b.      Menyelidiki penurunan titik beku akibat penambahan zat terlarut serta faktor-faktor yang mempengaruhinya

II. Dasar Teori
            Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut, tetapi tidak bergantung pada jenis zat terlarut. Sifat koligatif dapat digunakan untuk mencari massa molekul relatif (Mr) dan derajat ionisasi suatu senyawa (α).
Sifat koligatif larutan meliputi :
1.      KENAIKAN TITIK DIDIH
      Titik didih adalah suhu dimana cairan mendidih, dimana tekanan uap sebuah zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami cairan. Larutan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan nilai Titik didih zat terlarut. Pertama adalah Titik didih zat terlarut lebih kecil daripada pelarutnya sehingga zat terlarut lebih mudah menguap. Yang kedua adalah zat terlarut lebih besar daripada pelarutnya dan jika dipanaskan pelarut lebih dulu menguap. Kenaikan Titik didih larutan bergantung pada jenis zat terlarutnya. Dalam dunia industri, kenaikan Titik didih sangat diperlukan pemahaman mengenai kenaikan Titik didih. Banyak kegiatan industri yang menerapkan ilmu kenaikan Titik didih. Oleh karena itu penting untuk melakukan percobaan ini untuk meningkatkan pemahaman mengenai kenaikan Titik didih untuk diterapkan di dunia industri.
Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kkuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik lemah, titik didihnya rendah (Brady, 1999 : 541).
Pendidihan merupakan hal yang sangat khusus dari penguapan. Pendidihan adalah pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fase uap. Suatu cairan dikatakan mendidih pada titik didihnya, yaitu bila suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfer sekitarnya. Pada titik didih, tekanan uap cairan cukup besar sehingga atmosfer dapat diatasi hingga gelembung uap dapat terbentuk dipermukaan cairan yang diikuti penguapan yang terjadi di setiap titik dalam cairan. Pada umumnya, molekul dapat menguap bila dua persyaratan dipenuhi, yaitu molekul harus cukup tenaga kinetik dan harus cukup dekat dengan batas antara cairan-uap (Petrucci, 2000 : 175).

DTb = kb . m
DTb = kenaikan titik didih larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk   1 mol zat dalam 1000 gram pelarut)
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)
 Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik didih harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi
ΔTb = kb x m [1+(n-1) α]
Dimana,
n = jumlah ion-ion dalam larutan
α = derajat ionisasi
        
2.    Penurunan Titik Beku
         Titik Beku merupakan suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatnya, atau dengan kata lain Titik Beku adalah suhu dimana pada suhu tersebut, zat cair berubah menjadi padat. Sebagai contoh, suhu air ketika air tersebut berubah menjadi es disebut Titik Beku air. Titik Beku suatu pelarut dalam larutannya juga bergantung pada konsentrasi zat terlarut dan sifat pelarut tersebut. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0°C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Keberadaan zat terlarut dalam suatu larutan menyebabkan terjadinya penurunan tekanan uap jenuh pelarutnya dalam larutan tersebut dan hal ini menyebabkan Titik Beku larutan berkurang. Besarnya pengurangan Titik Beku suatu pelarut dalam larutannya tersebut kemudian dikenal dengan sebagai penurunan Titik Beku (êTf). Jika zat telarutnya merupakan zat non elektrolit, maka penurunan Titik Bekunya sebanding dengan molalitas larutan (m). Titik Beku (Tf) pelarut murni lebih tinggi daripada Titik Beku larutan. 

DTf = kf . m
DTf = penurunan titik beku larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal pelarut 
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)

Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk penurunan titik beku  harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi :
ΔTf = kf . m [1+(n-1) α]
Dimana,
n = jumlah ion-ion dalam larutan
α = derajat ionisasi



d. Tekanan Osmotik
            Tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan keseimbangan osmotik antara suatu larutan dan pelarut murninya yang dipisahkan oleh suatu membrane bernama membrane semipermeabel yang hanya dapat ditembus oleh pelarutnya.
π V = n R T

π = tekanan osmotik(atm)
V = volume (liter)
n = jumlah mol zat terlarut
R = tetapan gas ideal 0.0821 L atm/K mol
T = suhu (satuan kelvin)

III. Alat dan Bahan
§  Alat :
1.      Gelas ukur
2.      Tabung reaksi dan rak tabung reaksi
3.      Penjepit tabung reaksi
4.      Gelas kimia 500 ml
5.      Gelas kimia 250 ml
6.      Korek api
7.      Spiritus dan kaki tiga
8.      Thermometer
9.      Pengaduk

§  Bahan :
1.      Air
2.      Garam (NaCl)
3.      Gula (C6H12O6)
4.      Es batu


IV. Cara Kerja
Percobaan penurunan titik beku
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Masukkan es batu yang telah dihancurkan ke dalam gelas kimia dan tambahkan garam secukupnya
3.      Siapkan 3 buah tabung reaksi A, B, C masing-masing diisi air sebanyak 5 mL.
4.      Ukur suhu air pada tabung reaksi A yang dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi es batu
5.      Tambahkan gula pada tabung reaksi B dan masukkan tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi es batu, aduk dan atur suhunya
6.      Tambahkan garam ke dalam tabung reaksi C, kemudian masukkan tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi es batu, aduk dan atur suhunya.
Percobaan kenaikan titik didih
1.      Siapkan tiga buah gelas kimia (A, B, C)
2.      Masing-masing gelas kimia diisi dengan 100 mL air
3.      Masukkan gula ke dalam gelas kimia B, diaduk
4.      Masukkan garam ke dalam gelas kimia C, diaduk
5.      Panaskan masing-masing gelas kimia sampai mendidih dan diukur suhunya

V. Hasil Pengamatan
Hasil Pengukuran Titik Didih

No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Keterangan
1.
5 ml air dididihkan
Suhu awal = 32°C
Titik didih = 83°C
Suhu akhir menjadi 83°C karena adanya pengaruh lingkungan
2.
5 ml larutan garam dididihkan
Suhu Awal = 32°C
Titik didih = 90°C
Suhu akhir menjadi 90°C karena adanya pengaruh zat terlarut non-elektrolit dalam larutan yang sulit terurai ion-ionnya.

3.
5 ml larutan gula dididihkan
Suhu Awal  = 32°C
Titik didih = 93°C
Suhu akhir menjadi 93°C karena adanya oengaruh zat elektrolit terlarut dalam larutan yang mudah terurai ion-ionnya

Hasil Pengukuran Titik Beku

No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Keterangan
1.
5 ml air dibekukan
Suhu awal = 32°C
Titik beku = 0°C
Suhu akhir menjadi 0°C karena adanya pengaruh lingkungannya
2.
5 ml larutan garam dibekukan
Suhu Awal = 32°C
Titik beku  = -1°C
Suhu akhir menjadi-1°C karena adanya pengaruh zat terlarut non-elektrolit dalam larutan yang sulit terurai ion-ionnya
3.
5 ml larutan gula dibekukan
Suhu Awal = 32°C
Titik beku larutan = -6°C
Suhu akhir menjadi -6°C karena adanya pengaruh zat elektrolit terlarut dalam larutan yang mudah terurai ion-ionnya


VI. Analisa Data
            Seharusnya larutan memiliki titik beku yang lebih rendah daripada pelarut,tetapi pada berdasarkan hasil percobaan kami, menghasilkan sebaliknya. Dan larutan mendidih diatas 100 . Hal ini dikarenakan keadaan disekitar kurang dari 1 atm.

VII. Kesimpulan
            Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa penambahan zat terlarut dapat mengakibatkan kenaikan titik didih  dan penurunan titik beku. Jika zat terlarut ditambahkan ke dalam pelarut murni dibutuhkan energi lebih tinggi untuk bisa mendidihkan larutan tersebut sehingga terjadi kenaikan titik didih. Begitu juga, jika zat terlarut ditambahkan ke dalam pelarut murni, maka dibutuhkan energi lebih tinggi untuk bisa membekukan larutan tersebut sehingga terjadi penurunan titik beku.



VIII. Daftar Pustaka
§  Sentot dan Ispriyanto. 2016. Buku Siswa Kimia Berbasis Eksperimen untuk Kelas XII SMA dan MA. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
§  Sandy, Sumarjono, Renan dan Azni. 2014. Solusi Cerdas BioKimFis SMA-MA Kelas 1, 2 , & 3. Jakarta Selatan : PT Bintang Wahyu
§   http://blogkaryasiswa.blogspot.com/2015/09/laporan-praktikum-titik-didih-dan-titik.html

IX. Lampiran Gambar

       Titik Beku

 








Titik Didih
 






                



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Soal UNBK Materi Teks Explanasi