Kaidah Teks Dalam Bahasa Indonesia


Nama   : Muhammad Raihan
Kelas   : XII IPA 3

Kaidah kebahasaan teks bindo
1. Observasi
  • Ciri bahasa atau kaidah kebahasaan yang digunakan dalam teks ini:
  • Menggunakan frasa nomina yang diikuti penjenis dan pendeskripsi.
  • Menggunakan verba relasional, seperti : ialah, merupakan, adalah, yaitu, digolongkan, termasuk, meliputi, terdiri atas, disebut, dan lain-lain
Menggunakan verba aktif alam untuk menjelaskan perilaku, seperti : bertelur, membuat, hidup, makan, tidur, dan sebagainya.
Menggunakan kata penghubung yang menyatakan tambahan (dan, serta), perbedaan (berbeda dengan), persamaan (sebagaimana, seperti halnya), pertentangan (tetapi, sedangkan, namun), pilihan (atau).
Menggunakan paragraf dengan kalimat utama untuk menyusun informasi utama, diikuti rincian aspek yang hendak dilaporkan dalam beberapa paragraf.
Menggunakan kata keilmuwan atau teknis, seperti : herbivora, degeneratif, osteoporosis, mutualisme, parasitisme, pembuluh vena, leukimia, syndrom, phobia, dan lain-lain.
2. Eksposisi
Memiliki gaya penulisan informasi yang persuasif atau dengan kata lain bersifat mengajak
Berisi penjabaran terkait informasi-informasi yang berhubungan dengan pengetahuan
Tulisan Bersifat objektif dan tidak memihak
Penjelasan atau penjabaran informasi yang diberikan, disertai dengan data-data akurat dan berasal dari sumber yang tepercaya. Data tersebut berguna sebagai pendukung dari tulisan yang bersangkutan
Penulisan dan penyampaian teks dipaparkan secara lugas serta menggunakan bahasa baku sesuai dengan EYD
Fakta informasi yang diberikan banyak digunakan sebagai sebuah alat konkritasi dan kontribusi
3. Anekdot
Kaidah
Ceritanya bersifat menggelitik dan mampu membuat para pembaca terhibur
Ada unsur lucu dan humor dalam cerita
Cerita bisa jadi membicarakan tentang orang penting
Mengandung unsur sindiran
Kisahnya hampir serupa dengan dongeng, meskipun terkadang diambil dari kisah nyata
Diceritakan dengan tujuan tertentu.
Mencerita tentang karakter manusia dan hewan yang terlihat nyata dan terhubung secara umum.
4. Hikayat
Salah satu karya sastra melayu lama yang berbentuk prosa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Anonim. Artinya pengarang hikayat pada umumnya tidak diketahui.
Istana Sentris. Artinya menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan kerajaan atau istana atau pusat ceritanya berada didalam lingkungan istana.
Bersifat Statis. Artinya tetap atau tidak banyak terjadi perubahan.
Bersifat Tradisional. Artinya meneruskan budaya/tradisi/kebiasaan yang dianggap baik.
Bersifat Didaktis. Artinya mendidik baik didaktis secara moral maupun didaktis secara religi.
Bersifat Komunial. Artinya menjadi milik masyarakat.
Menggunakan Bahasa Klise. Artinya menggunakan bahasa yang diulang-ulang.
Menceritakan Kisah Universal Manusia. Artinya menceritakan kisah seperti peperangan antara yang baik dan yang jahat, dan akan dimenangkan oleh yang baik.
Bersifat Magis. Artinya pengarang akan membawa pembaca ke dunia khayal/imajinasi yang serba indah.
Pralogis. Artinya banyak cerita pada hikayat tidak dapat diterima oleh akal manusia.
Statis. Artinya bersifat kaku dan tetap.
Menggunakan Kata Arkhais. Artinya kata-kata yang saat ini sudah tidak lazim digunakan, seperti syahdan.

5. Negosiasi
Kaidah kebahasaan yang biasanya digunakan dalam teks negosiasi diantaranya:
Menggunakan bahasa yang santun.
Terdapat ungkapan persuasif (bahasa untuk membujuk).
Berisi pasangan tuturan.
Kesepakatan yang dihasilkan tidak merugikan dua belah pihak.
Bersifat memerintah dan memenuhi perintah.
Tidak berargumen dalam 1 waktu.
Didasari argumen yang kuat disertai fakta.
Minta alasan dari pihak mitra negosiasi (mengapa ya/tidak).
Jangan menyela argumen.
6. Debat
Kaidah Kebahasaan Teks Debat

Menggunakan kalimat kompleks, pada teks debat biasanya menggunakan kalimat yang mempunyai lebih dari satu struktur dan lebih dari satu kata kerja (kalimat kompleks).
Menggunakan konjungsi, pada teks debat sering memanfaatkan konjungsi untuk menghubungkan kata-kata atau kalimat.
Menggunakan kata rujukan, pada teks debat biasanya menggunakan kata rujukan sebagai pemberi  informasi, seperti ini, itu, dia, beliau, di sini, di sana, dan sebagainya.
7. Biografi
Kata penghubung
Kata yang digunakan untuk menyambung kata pada kata lain atau menyambung kalimat pada kalimat lain, seperti dan, namun, tetapi, jika, untuk, dan lain sebagainya.

Rujukan kata
Kata yang digunakan untuk merujuk kata atau kalimat yang sudah dijelaskan di sebelumnya. Seperti, ini, itu, hal tersebut, disana, disini, diatas, dibawah, dan lain sebagainya.

Peristiwa, waktu dan tempat
Kata yang digunakan untuk menunjukkan secara detail mengenai peristiwa, waktu dan tempat sehingga cerita tersebut benar-benar meyakinkan pembaca bahwa hal itu memang benar-benar terjadi.

Kata kerja
Kata yang digunakan sebagai petunjuk apa yang dilakukan oleh tokoh.
8. Puisi
Majas yang biasa dipakai di puisi
Majas atau gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Gorys Keraf membagi gaya bahasa menjadi 4 kelompok :
         Perbandingan
(metafora, personifikasi, depersonifikasi, alegori, antitesis, dsb)
         Pertentangan
(hiperbola, litoses, ironi, satire, paradoks, klimaks, antiklimaks, dsb)
         Pertautan
(metonimis, sinekdoke, alusi, eufemisme, elipsis, dsb)
         Perulangan
(aliterasi, asonansi, antanaklasi, anafora, simploke, dsb)       

a.       Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah Kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. 
      Metafora
Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis.
Contoh:
a) Buku adalah Jendela Dunia
b) Istriku adalah Belahan Jiwaku
c) Rumahku Surgaku.

      Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh:
a) Api itu melalap rumah warga.
b) hembusan angin dengan lembut menyapaku.
c) Lahar merapi itu terus meronta ingin keluar.

      Alegori
Alegori adalah Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Alegori: majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh. Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

b.      Majas Pertentangan
Kelompok majas yang memiliki ciri khas dengan gaya penuturan yang mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan makna yang sesungguhnya. Penuturan dengan majas pertentangan dimaksudkan untuk memperkuat makna dari sesuatu yang diutarakan, sehinga sang lawan bicara atau pendengar akan terkesan dan tertarik pada apa yang diucapkan. 

      Hiperbola
Hiperbola merupakan gaya bahasa dengan ciri khas yang suka melebih-lebihkan sesuatu dengan makna yang sesungguhnya. Pertentangan makna ini terkesan memiliki tujuan untuk menghebatkan sesuatu yang dimaksud. Hal yang dilebih-lebihkan dalam majas ini dapat dari segi jumlah; ukuran; atau sifatnya.
Contoh:
a. Anton telah mengelilingi dunia untuk menemukan kucingnya.
b. Wajahmu telah mengalihkan duniaku.

      Ironi
Dalam penuturan menggunakan majas ironi, penutur mengungkapkan sesuatu yang memiliki makna yang berlawanan dengan aslinya. Hal ini bermaksud untuk menyindir seseorang secara halus.
Contoh:
a. Rapi sekali kamar kamu, buku bertebaran dimana-mana.
b. Wangi tubuhmu  sangat menyengat, apakah tak ada air di rumah?

c.       Majas Pertautan
Majas yang menggunakan kata-kata kiasan yang berhubungan atau bertautan terhadap sesuatu hal yang ingin disampaikan.

      Sinekdoke
Majas sinekdoke terbagi menjadi 2 jenis yakni pars pro toto dan totem pro parte. Penjelasannya sebagai berikut:
a)      Pars Pro toto adalah majas yang menyebutkan sesuatu hal dari sebagian yang mewakili keseluruhan. Contoh:
         Harga tiket konser Dewa 19 malam nanti sebesar Rp 25.000,00 per kepala.
         Kemana saja dia? Jam segini belum terlihat batang hidungnya.
         Terdapat sebanyak 309 mata pilih dari 189 kepala keluarga di Kelurahan Kemiling Permai

b)      Totem Pro Parte adalah majas yang menyebutkan keseluruhan dari suatu hal dari sebagian dari hal tersebut. Contoh:
         Belanda akan melawan Spayol pada perempat final malam nanti.
         Malaysia akan bertanding dengan sengit melawan Indonesia sore nanti.
         SMAN 6 Bandar Lampung telah memenagkan kompetisi bulu tangkis se- provinsi Lampung.

      Eufimisme
Majas ini mengungkapkan kata-kata secara halus untuk suatu kata yang dianggap tabu dan kasar yang sangat sensitif dan dapat menyinggung serta menyakiti perasaan yang bersangkutan. Contoh:
         Nasib para tuna wisma patut untuk kita perjuangkan bersama.
         Turunnya nulai tukar rupiah terhadap dolar membuat rakyat semakin berkurang daya belinya dan semakin menurun kesejahteraan hidupnya.
         Dia tidak bisa berkomunikasi dengan baik karena ia penyandang tuna wicara.
         Arsinah merantau ke Jakarta untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga.

d.      Majas Perulangan
Majas perulangan adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias untuk menyatakan penegasan kata atau kalimat yang dimaksud. Penggunaan kata-kata kias ini juga ditujukan untuk meningkatkan kesan kalimat kepada para pendengar dan pembaca. 

9.. Resensi
Berikut ini kaidah kebahasaan yang terkandung dalam teks ulasan:
Teks ulasan drama/film berisi penonjolan terhadap unsur-unsur karya seni yang hendak di-ulas.
Menggunakan kata-kata opini atau persuasif
Menggunakan konjungsi internal dan konjungsi eksternal
Menggunakan ungkapan perbandingan (persamaan/perbedaan)
Menggunakan kata kerja material dan kata kerja relasional


1. Prosedur
Dibawah ini akan dipaparkan kaidah teks prsedur sebagai berikut:

konjungsi temporal yakni kata penghubung yang menjadi lanjutan urutan langkah demi langkah.
kata kerja imperatif yakni kata perintah atau kata larangan yang harus ditaati dalam melaksanakan prosedur yang telah dibuat.
verba material dan tingkah laku yakni tindakan yang dilakukan berupa fisik seperti menggunting kertas, sedangkan tingkah laku yakni tindakan yang dilakukan dengan ungkapan.
partisipan manuasia yakni manusia yang terlibat dalam prosedur tersebut.
terdapat bilangan sebagai penanda tanda urutan.
terdapat kalimat berisikan pernyataan.
2. Eksplanasi
Dalam teks eksplanasi biasanya memiliki ciri khas kebahasaan dibawah ini sebagai berikut:

Mayoritas menggunakan kegiatan keilmiahan atau ilmiah seperti pelajaran sains yang meneliti sebuah kupu-kupu yang berawal dari kepompong
Biasanya menggunakan konjungsi waktu seperti pertama, sebelum, sesudah, setelah itu, jika, sehingga, bila, kemudian, selanjutnya, kedua, ketiga.
Teks eksplanasi ditulis bahwa sesuatu yang dipaparkan dan diinformasikan bersifat benar adanya, karena sifatnya ilmiah sehingga terdapat bukti yang valid atas penelitian tersebut.
Menggunakan kalimat pasif
3. Ceramah
 1. Menggunakan kalimat simpleks/tunggal dan kompleks/majemuk.
   2. Menggunakan kata kerja mental, misalnya memprihatinkan.
   3. Kalimatnya bersifat deklaratif dan imperatif (persuasif/ajakan).
   4. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebab-akibat) satu dengan yang lainnya.
  5. Menggunakan kata-kata teknis/peristilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas penceramah.
   6. Menggunakan kata sapaan orang kedua atau ketiga yang sesuai dengan bahasa adat setempat, santun serta sesuai dengan kondisi/situasi.
4. Cerpen
Sama halnya seperti karya tulis lainnya. cerpen juga memiliki ciri-ciri khusus yang berfungsi sebagai pembeda antara teks yang lainnya.
Ceritanya jauh lebih pendek dibanding dengan novel.
Memiliki jumlah kata kurang dari 10.000 kata atau tidak lebih dari 10 halaman.
Cerita yang diceritakan biasanya bersumber dari kehidupan sehari-hari .
Dalam cerpen hanya menceritakan inti sari dari cerita tersebut bukan kisah detail para tokohnya
Dalam cerpen tokoh akan dihadapkan pada suatu permasalahan atau konflik yang pada akhirnya akan menemukan penyelesaian dari konflik tersebut.
Pemakaian kata yang sederhana sehingga mudah dikenal pembaca.
Pembaca dapat ikut merasakan langsung kisah yang diceritakan karena kesan yang ditinggalkan cerpen sangat mendalam.
Mempunyai alur cerita lurus dan tunggal.
Pendalam tokohnya sangat sederhana.
Biasanya hanya menceritakan 1 kejadian atau peristiwa saja.
5. Proposal
  Proposal bentuk formal - Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian utama, yaitu bagian pendahuluan, isi proposal, dan bagian pelengkap penutup. Bagian pendahuluan terdiri atas: sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan. Bagian isi proposal terdiri atas: latar belakang, pembatasan masalah, tujuan ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan biaya. Sedangkan bagian pelengkap penutup berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
  Proposal bentuk non formal - proposal non formal ini tidak selengkap proposal formal dan biasanya disampaikan dalam bentuk memorandum atau surat. proposal non formal harus selalu mengandung hal-hal berikut yaitu, masalah, saran, pemecahan, dan permohonan.
  Proposal semi formal - jenis proposal ini hampir sama dengan proposal non formal karena tidak selengkap jenis proposal formal.
6. Karya Ilmiah
  1. Penggunaan ejaan yang disempurnakan (EYD) berdasarkan Permendiknas No. 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
  2. Menggunakan tata istilah ditetapkan berdasarkan Permendiknas No. 146/U/2004 tentang Pedoman Pembentukan Istilah.
  3. Penggunaan penataan kalimat baku merujuk pada buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
  4. Pemilihan kata baku dalam penulisan merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV.

7. Drama
(1)  Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah khusus adalah istilah yang digunakan untuk bidang tertentu dan pemakainnya hanya dipahami oleh orang berkecimpung dalam bidang tersebut.
Contoh :
Istilah umum : film, ikan, bunga.
Istilah khusus : komedi, gurame, mawar.

(2) Sinonim dan Antonim
(a) Sinonim adalah kata yang memiliki bentuk yang berbeda, tetapi memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Contoh: "Obrolan orang itu mirip dengan dialogdalam film Romeo dan Juliet."

(b) Antonim adalah kata yang artinya berlawanan satu dengan yang lain. Contoh: "besar atau kecil bukanlah jaminan barang itu berharga atau tidak."


(3) Verba / Kata Kerja
(a) Verba Aktif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau menunjukkan tindakan atau perbuatan. Contoh: "Putra memelihara ikan gurame."


(b) Verba Pasif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai penderita, sasaran tindakan, atau hasil. Contoh: "Film horor kini banyak disiarkan televisi indonesia." 

(4) Nomina
Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda atau segala yang dibedakan.
Kata benda dibagi menjadi dua jenis, yaitu kata benda konkret seperti meja, buku, dan bola serta kata benda abstrak, seperti pikiran dan angin.
Nomina juga dibedakan menjadi dua, yakni Nomina Dasar dan Nomina Turunan. 
Contoh :
Nomina Dasar : Rumah | Jalan
Nomina Turunan : Perumahan | Jalanan
Imbuhan : Pe - an | -an

(5) Pronomina

Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.
Contoh:
a. Kata ganti orang : saudara, bapak, ibu, nyonya, tuan, ia, dia
b. Kata ganti pemilik : ku-, mu-, -nya
c. Kata ganti petunjuk : ini, itu
d. Kata ganti penghubung : yang
e. Kata ganti tak tentu : siapa, barag siapa, sesuatu, masing-masing
 
(6) Konjungsi
Konjungsi adalah kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi menghubungkan dua buah klausa, kalimat, atau paragraf.
Konjungsi yang sering digunakan dalam ulasan film atau drama umumnya, berupa:
(a) Konjungsi Koordinatif. Contoh: dan, atau, tetapi
(b) Konjungsi Subordinatif. Contoh: jika, agar, meskipun, alih-alih, sebagai, sebab, karena, maka, sesudah, sebelum, sementara
(c) Konjungsi Korelatif. Contoh: baik ... maupun ... | bukan ... melainkan ... | tidak hanya ... tetapi ...
(d) Konjungsi AntarKalimat. Contoh: sebaliknya, di samping itu, selanjutnya
 

(7) Preposisi
Preposis adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa preposisional.
Contoh : di, ke, dari, pada, daripada, dengan, secara, tanpa, bagi.

(8) Artikel
Artikel adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina.
Contoh: si, sang
 
(9) Kalimat Simpleks dan Kompleks
Kalimat Simpleks adalah kalimat yang memiliki suatu verba utama.
Contoh: "Sinetron pangeran banyak digemari kawula muda." 
1. Surat lamaran
 Adapun Kaidah Kebahasaan didalam Teks Laporan Hasil Observasi, yaitu :
1.      Nomina (Kata Benda), contoh : Tas, kursi, meja dll
2.      Verba (Kata Kerja), contoh : memasak, mencuci, memancing, dll
3.      Konjungsi (Kata Penghubung), contoh : dan, tetapi, kemudian, dll
4.      Pronomina (Kata Ganti)

2. Cerita sejarah
  • Pronomina (kata ganti): kata yang dipakai untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.
  • Frasa Adverbial: kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.
  • Verba Material: kata yang berfungsi menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh partisipan. Menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa, contohnya menulis, mengepel, menyapu. (Pahami: Pengertian Verba Pewarta dan Contohnya)
  • Konjungsi Temporal (kata sambung waktu): berfungsi menata urutan peristiwa yang diceritakan. Umumnya banyak menggunakan kata penghubung temporal.

3. Teks editorial
  • Adverbia: ditujukan agar pembaca meyakini teks yang dibahas, dengan menegaskan menggunakan kata keterangan (adverbia frekuentatif). Kata yang biasa digunakan yaitu: selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, sebagian besar waktu, jarang, dan lainnya.
  • Konjungsi: kata penghubung pada teks, contoh nya: bahkan.
  • Verba Material: verba yang menunjukkan perbuatan fisik/peristiwa.
  • Verba Relasional:  verba yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian A adalah B), dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B).
  • Verba Mental: verba yang menerangkan persepsi (misalnya melihat, merasa), afeksi (misalnya suka, khawatir), dan kognisi (misalnya berpikir, mengerti). Pada verba mental terdapat partisipan pengindra (senser) dan fenomena.

4.      Artikel
1. Verba transitif 
Verba transitif merupakan verba yang dapat diubah ke bentuk pasif. 

Contoh : Pejabat Kementerian Luar Negeri Tiongkok menuduh kapal-kapal asal Vietnam telah lebih dari 1.400 kali menabrak kapal-kapal Tiongkok di dekat lokasi anjungan pengeboran minyak yang kontroversial di Laut Tiongkok Selatan. 

2. Verba pewarta
Verba pewarta adalah verba yang mengindikasikan suatu percakapan. 

Contoh: Dalam tayangan televisi di Iran, Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan bahwa pertemuan di Geneva, Swiss, itu juga membahas sanksi yang telah merusak ekonomi negara yang sangat bergantung pada minyak tersebut. 

3. Adverbia atau kata keterangan 
Adveria adalah kelas kata yang memberikan keterangan kepada kata lain. 

4. Konjungsi temporal 
Konjungsi temporal adalah kata hubung yang berhubungan dengan waktu. 

Contoh : kemudian, setelah, akhirnya. 

5. Kalimat langsung 
Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya. 

6. Kalimat tidak langsung 
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan atau memberitahukan perkataan orang lain dalam bentuk kalimat berita. 

7. Bahasa yang digunakan: 
·                     Baku dan sederhana 
·                     Menarik 
·                     Singkat, padat dan lugas 
·                     Komunikatif 
·                     Netral atau objektif




5.      Kritik dan essai

a.                   Penanda Kalimat Opini
Menurut saya, sekitar, kira-kira, alangkah baiknya/bagusnya, akan, jika, seandainya, pasti, dan lain-lain.

b.                  Kalimat Efektif
Kalimat yang dibuat mengikuti kaidah kebahasaan dan EYD.
Syarat kalimat efektif:
1.      Kalimat tidak ambigu
2.      Kesejajaran bentuk
3.      logis
4.      Unity, kohesi, dan koherensi
5.      Memperhatikan EYD
6.      Tepat struktur fungsinya
7.      Sistematis
8.      Hemat kata

c.                   Kata Baku
Kalimat yang aturan penulisannya tepat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Soal UNBK Materi Teks Explanasi