Novel : Harus Diapakan Lagi







Harus Diapakan Lagi







Permulaan yang berkesan
Suatu hari di hari senin tepatnya pukul 1 siang Ian sedang menunggu sesuatu yang mendebarkan, ia menunggu sesuatu yang berepengaruh masa depannya kelak, ia menunggu sesuatu yang selama ini ia perjuangkan, ia menunggu sebuah angka yang keluar dari sebuah situs untuk mengetahui nasibnya baik atau buruk.
Menunggu adalah suatu hal yang kurang disukai Ian dia lebih suka semua itu sudah pasti dan real, dia kurang suka sebab hasil dari menunggu itu terdapat 2 kemungkinan kalau bagus berarti jelek. Namun ia sedikit yakin bahwa yang ia perjuangkan selama ini akan menghasilkan angka yang baik di situs tersebut.
Tepat pukul 2 siang keluarlah nilai itu, nilai itu tidak terlihat bagus hanya berkepala 3 dan diikuti 3 anak, tapi Ian bersyukur saja ia masih menapatkan kepala 3. Tahap selanjutnya yang ia lakukan adalah mencari masa depannya, ya, mencari sekolah untuk masa depannya.
Beragam usaha ia lakukan untuk diberi oleh Zat pencipa alam sekolah yang baik untuknya sekarang dan masa depannya nanti.
Dan pilihan Zat itu adalah sebuah sekolah kecil nan nyaman, sekolah minimalis nan geulis, yaitu SMA Negeri 3 Jakarta, sekolah ini bukan merupakan harapan terbesar bagi Ian. Sekolah ini menjadi pilihan jauh diatas sekolah impian dia, tapi, mau bagaimana lagi, Ian harus menerimanya karena itu adalah hasil tawakal ia selama ini.
Saat kelas pertama di mulai ia sangat bersemangat untuk menjalaninya, yak karena dia anak yang antusasi terhadap hal baru, dan alasan lain ia merasakan jenjang sekolah ini adalah jenjang yang paling asik diantara yang lain, dan memang benar ia menikmatinya.
Satu tahun setelah itu ia sedikit tersadar, bahwa jenjang ini tidaklah selamanya baik, jenjang ini tidak selamanya mengasikkan, tapi dia berpikir dan berkata dalam hati, “apa karena saya tidak mempunyai tanggung jawab yang lebih disini jadi saya menganggap jenjang ini tidak asik”,  akhirnya ia bergabung ke sebuah organisasi, yang sebenernya organisasi ini telah ia ikuti dari semasa duduk di bangku biru.
Iya berniat untuk mengambil banyak ekskul, tapi, dia menyadari bahwa pelajaran dan tugas yang diberikan akan bertambah rumit dan banyak, jadi ia memutuskan untuk memilih satu organisasi, dan dia memilih suatu organisasi yang bisa membuatnya lebih dekat dengan Zat yang memutuskannya untuk masuk ke sekolah itu.
Ian memilih remaja masjid, organisasi ini adalah organisasi yang bergerak di bidang keagamaan, yang bertugas untuk mengingatkan para warga sekolah untuk senatiasa mengingat kematian dan selalu bersemangat dalam beraktifitas ikhlas karena Allah.
       IPA
            Ian memilih jurusan yang ia anggap sesuai dengan dia, dia memlih ini karena ada fisikanya, Ian menyukai hal berbau listrik, ia seringkali membuat banyak eksperimen dengan listrik ia pernah mencoba membuat kabel audio yang bisa menjadi konektor dari handphone ke radio atau ke speaker.
Selain itu dia juga suka menghitung ia suka menghitung yang kadang ia alami setiap hari hanya sekedar berpkir bagaimana itu bisa terjadi, pasti ada perhitungan yang baik, dan itu yang ia suka,
Dan Ian tau bahwa jurusan IPA ini memang jurusan yang pasti akan berisikan banyak tugas berbau analisis, praktik, dan hitungan. Maka karena itu dia membicarakan dengan orang tuanya bahwa dia butuh belajar disamping belajar di sekolah.
Akhirnya orang tuanya mengizinkannya untuk les dan dia pun les, dia meminta untuk les mata pelajaran IPA, hal unik yang dia alami adalah ia seringkali barganti guru les terutama pelajaran matematika, hampir ia sering berganti karena bingung dengan apa yang dijelaskan oleh pembimbingnya.
Tapi dia berfikir, sekolah ini untuk dirinya sendiri maka dia harus memberikan maksimal untuk dirinya demi masa depannya. Akhirnya siapapun pembimbingnya ia akan terus menanya sampai ia paham di les tersebut.
            Pertemuaan yang Berkesan
            Di orgasinsasi, Ian baru merasa bahwa jenjang ini itu asik, jenjang ini tempatnya untuk bersosialisasi, tempatnya untu meng-upgrade hidupnya menjadi lebih baik, namun ia ragu karena ia belum pernah sama sekali bergabung dalam grup sosial, dan parahnya lagi Ian terpilih menjadi SekJen dalam remaja masjid Al-Ashri.
Ia terpilih karena dipercaya oleh para teman-temannya, sebenernya Ian bingung apa yang harus ia lakukan ia berkata dalam dirinya,” This the first time for me to do it,” keraguan itu merasuk dalam dirinya, masuk diantara bayangan bayangan pikirannya, tapi walaupun begitu seperti waktu pertama ia masuk sekolah itu, ia bersemangat dan yakin bahwa ia bisa.
Sebulan pertama ia rasa organisasi ini asik dan mengasikkan, ia bertemu banyak karib yang baik dan membaikkan, karib dari kedua golongan dari pria maupun perempuan, ia merasa dirinya bisa melanjutkan ini. Ian berkenalan dengan semua orang yang percaya kepada ia, namun seperti halnya di bangku biru, ia malu malu untuk bersosialisasi.
Sebulan dua bulan rasa malu itu hilang, ia merasa dan berkata dalam dirinya “ buat apa malu, saya disini untuk belajar dan mendapatkan hal yang benar, jadi saya tidak boleh malu untuk mendapatkan hal benar tersebut, ”.
Disana ia bertemu dengan orang orang special menurut ia, ia bertemu dengan Ani, Iwan, Ato dan kawan lainnya, Ani menjabat diposisi persis di bawah Ian, sedangkan Iwan dan Anto hanya anggota biasa.
Ian sering berkumpul dengan Iwan dan Anto, karena, ya, mereka memiliki kesukaan, yaitu motor, mereka adalah penggila dan penikmat roda dua bermesin tersebut, dan Ian merasa bahwa ia memiliki kesamaan dengan mereka.
Setahun kemudian Ian, Anto dan Iwan membuat ikatan yang bertujuan untuk menjalin silaturahmi antar para penggiat kendaraa roda dua itu, ia membuat Le’Syob. Dengan mengajak teman lainnya ikatan ini berhasi dibentuk dengan baik.
Ian makin merasakan bahwa ia perlu sosail, ia perlu untuk mendapatkan hal itu di jenjang tersebut.
Kami Bukan Geng Motor
Le’Syob dibentuk 6 mei 2017, tepat dengan diadakannya sebuah event pameran dibilangan kemayoran, ikatan ini terbentuk, dibentuk karena tujuan satu dan untuk bersyukur akan nikmatnya, lambat laun Ikatan in sering mengadakan event motoran ke manapun, dan Ian belum punya surat legilatias berkendara, tetapi ia suka membawa motor, tapi, karena Ian tidak diperbolehkan oleh orang Tuanya, tapi sekali lagi ini Ian dia menanggapi hal tersebut adalah rasa saying orang tuanya ke dia.
Tapi walaupun tidak bisa membawa roda dua tersebut, Ian masih mempunyai teman yang baik, masih banyak teman yang mau mengangkut dia di setiap event motoran, pengalaman yang paling berkesan buat dia saat Le’Syob ini pergi ke tempat berbau alam, disana ia seringkali terpukau akan kuasa dari pencipta-Nya, ia merasa dengan hal tersebut dapat membuat ia bersyukur atas segala hal yang ia dapat selama ini, dan ia yakin bahwa Zat itu bisa melakukan apapun, bahkan memindahkan batu yang besar gampang baginya, itu yang Ian liat saat dia alam.
Ada lima orang anggoota inti di Le’Syob tiga diantaranya adalah Ian, Anto, dan Iwan, iya mereka sohib yang tidak tepisahkan mereka merasa nyambung satu sama lain, mereka merasa dalam diri mereka mempunya kesamaan hobi dan kesukaan.
Pernah suatu ketika Ian menemukan info pameran menarik di daerah Serpong, dan ia katakan kepada Anto dan Iwan, mereka ingin ikut tetapi karena masalah dana, Anto dan Iwan memutuskan tidak ikut. Menanggapi hal tersebut Ian tidak mungkin berangkat sendiri ke pameran itu, alhasil Ian memutuskan untuk berdiskusi dengan orang tuanya bahwa ia ingin ke pameran tetapi teman-temannya tidak bisa ikut, untuk itu Ian meminta orang tuanya untuk membiayai dia tetapi Ian tidak mau hanya langsung diberi, Ian mau uang itu diberi karena hasil kerja keras dia mendapatkannya, walaupun orang tuanya mau langsung memberi kepada Ian, tetapi Ian meolaknya dan meminta tugas untuk uang tersebut, akhinya orang tuanya memberikan ia tugas, yaitu mencuci mobil, Ian menerima tugas tersebut, Ian benar benar ingin kerjaan dia ini bagus dan rapih, bahkan ia sampai nonton video di situs online untuk mencari tata cara mencuci mobil yang benar, akhirnya dia dapat dan dia mulai mencucinya, ia lakukan sesuai dengan video tersebut dan akhirnya Ian berhasil.
Dan Ian berhasi mendapatkan uang tersebut dan mengajak kedua temannya untuk pergi ke pameran itu.
       Selesai Sudah
            Satu tahun sudah dirinya menjabat sebagai seorang Sekjen, dirinya merasa dia adalah Sekjen terburuk yang pernah menjabat di Remaja Masjid Al-Ashri, selama menjabat banyak hal yang berkesan baginya, seperti kumpul bareng teman, mempersiapkan suatu acara, berbicara dengan teman, tapi diantara hal tersebut ada 2 hal yang paling membuat ia berkesan dan terkenang dalam hatinya.
Pertama kegiatan pergi kealamnya dan kedua berdiskusi dengan Ani. Kegiatan alam yang dilaksanakan oleh Al-Ashri ini disebut Taffakur Alam, ia merasa diantara beragam aktifitas di organisasi ini, itulah yang paling berkesan. Karena selama ini dia kumpul dengan teman Remaja Masjidnya hanya membahas kalau gak kerja ya kerja lagi. Tidak pernah ada mereka kumpul untuk hal yang mengasikkan dan seru.
Dalam kegiatan ini Ian hanya bertugas seperti biasa ia memantau dan membantu sebatas saran, tapi ternyata tidak bisa, acaran ini hampir kandas diujung karena persiapan yang kurang matang, akhirnya dia memutuskan untuk mengambil alih program ini, dia meminta izin kepada penanggung jawab dan ia di izinkan, banyak sekali hal yang ia korbankan untuk terselenggaranya hal ini, baik korban materi maupun emosional, tapi ya karena ini untuk hal yang ia cintai dan sebagian tanggung jawab ia juga, akhirnya ia laksanakan sepenuhnya dan serapihnya.
Ia persiapkan mulai dari transportasi kesana, villa, kegiatan disana, dan makan, tiga diantara hal tersebut berhasil ia lakukan dengan baik, kecuali villa, hal itu sangat menyulitkannya karena ia sulit mencari villa dengan harga murah dan indah.
Ia lakukan survey berkali-kali, dari pertama bersama pembina Remaja Masjid sampai berdua naik motor dengan temannya. Hal pertama adalah bersama pembina Remaja Masjid, itu ia lakukan dengan cara nge-bolang dengan naik angkot, ia awali dengan naik kereta sampai ke bogor, kemudian dilanjutkan dengan naik mobil, sejenis van yang knalpotnya sudah diganti, alhasil sangat kotor asapnya dan berisik, didalam mobil itu ia duduk paling belakang dipojok kanan, mepet dengan kaca, walaupun rada terjepit tapi ia menikmatinya, karena ia belum pernah pergi ke bogor menggunakan kendaraan seperti ini.
Kemudian survey yang kedua adalah bersama dengan teman sekelasnya dan juga sama sama mengikuti Remaja Masjid, mereka pergi berdua, mengendarai motor sampai ke bogor, itu pengalaman baru bagi Ian karena dia biasa naik motor hanya ke tempat dekat tidak pernah sampai sejauh itu akhirnya setelah survey tersebut dirinya tertima sakit, untungnya sakitnya tidak beberapa lama
Akhirnya Alhamdulillah acara ini berhasil, berhasil terwujud walaupun tidak banyak yang ikut, tapi ya setidaknya ada, itulah yang dipirkan ian.
Selama kegiatan ini berlangsung Ian sangat menikmatinya, Ian main bola, berebutan kolam renang, hiking, dan berdiskusi, dan dalam kegiatan ini Ian rada kurang fokus karena ada Ani.
       Jatuh
Iya Ani adalah teman diskusi Ian, Ani seringkali membantu Ian. Ani dengan ikhlasnya menemani saat Ian membutuhkannya, tempat buat Ian cerita keluh kesahnya dalam membuat acara Tafakur itu dapat berjalan dengan cukup baik, selain itu Ani seringkali mencurahkan kehidupannya ke Ian mereka seperti hubungan dalam ilmu biologi. Simbiosis Mutualisme.
Ian terbuat nyaman dengan Ani, Ian merasa saat ia diskusi dengan Ani, ia semakin, semangat dan baik, dan akhirnya Ian merasakan hal aneh setiap bertemu dengan Ani, Ani membuat Ian nyaman, Ian sampai berkonsultasi dengan teman teman Le’Syob nya, tidak semua, hanya Iwan dan Anto, ia katakan semua, sampai akhirnya mereka bilang bahwa “ Itu artinya Lu jatuh cinta ke dia Sob,”
Ian rada kaget ternyata ini yang namanya cinta,. Tetapi Ian ragu apa ini bertahan lama. Hal uniknya semakin Ian ngobrol dengan Ani, Ian merasa bahwa rasa itu semakin timbul, Ian semakin merasa cintanya akan bertahan lama.
Tapi walaupun begitu Ian harus menahannya, Ian tidak mau membuat Ani terluka dengan rasanya. Ia merasa bahwa ia pernah merasakan sakitnya ditinggalkan rasa ini secara terpaksa, dan Ian memutuskan untuk tahan dan diam.
       Cinta
            Sudah sebulan yang lalu Ian melepaskan jaket SekJennya, ia kembali menjadi murid biasanya, persis seperti saat pertama ia masuk jenjang ini, ia seringkali terbayang hal hal yang dulu lakukan di Remaja Masjid. Membuat acara, beridiri di publik, dan berdiskusi dengan Ani, iya, rasa cinta itu masih ada di dalam diri Ian, tergores tak terapus. Ian ingin sekali Ani menjadi teman masa depannya mendidik keluarganya, Cuma Ian takut membuat Ani terluka, Ian takut Ani terluka oleh tindakan-tindakannya.
Tapi disisi lain teman teman dia di Le’Syob waktu itu, semuanya sudah memutuskan untuk menyatakan hatinya ke orang yang mereka cintai, tinggal Ian saja, ya, benar benar tinggal ia saja yang belum, ia dibuat dilema dengan hal itu, ian ingin menyatakannya ke Ani tapi hal itu takut menganggu Ani, Ian takut pikiran Ani terganggu dibuatnya. Dan hal itu tidak make sense dangan agama, sangat bertentangan, tapi jika ditahan ia tidak akan kuat, akhirnya ia berkunsultas oleh seorang guru ngajinya, dan ia berkata “tidak apa apa Ian itu rasa yang wajar, kalau kau tidak merasakannya kau aneh, tidak perlu takut, hal itu baik untuk dirimu dalam berdakwah ke Ani dan saling menjaga dalam doa,”.
Akhirnya Ian menyatakannya, tetapi ia tidak ingin pacaran, ia hanya ingin ia dan Ani saling menjaganya sampai Ian siap untuk melamarnya, namun sampai saat ini Ian pun belum tau apa keputusan Ani, Ian hanya menunggu dan mempertahankan rasa ini dan selalu berdoa kepada Zat penciptanya kalau dirinya tulus ingin Ani menjadi pendampingnya dan pengingatnya dalam hidup didunia ini.
Dan Ian akan memutuskan untuk terus menjadi orang yang memperbaiki diri,ia akan terus belajar kedua ilmu abadi, yaitu ilmu dunia dan akhirat, karena ia ingin cintanya dia ke Ani tidak berdasarkan nafsu tetapi murni karena ingin mendapatkan rahmat dari Zat penciptanya.




Nama   : Muhammad Raihan
Kelas   :XII IPA 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Soal UNBK Materi Teks Explanasi